Rabu, 18 Januari 2012

MUARA SUGIHAN; SEPENGGAL CERITA ...!!!


Inilah lokasi tempatku mengajar ... SMAN 1 Muara Sugihan salah satu sekolah di Kebupaten Banyuasin, yang lokasinya ada di Desa Cendana Jalur 14 dengan waktu tempuh 3,5 jam di atas speed boat hitungan mulai perjalanan dari dermaga Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

Sekolah yang memiliki 11 rombongan belajar ini terletak di tengah-tengah sawah, jalan penghubung antara desa Cendana dengan desa blok H, masing-masing tempuh antara 2,5 km dan 3 km.

Buatku guru yang berasal dari Palembang untuk dapat menetap disana selama jadwal mengajar, disediakan mess guru. Mess yang dibangun sejak tahun 1989, bersamaan dengan pembangunan sekolah ini, sudah tampak begitu rapuh. Namun, semangat guru-guru disana tak serapuh bangunan itu ... "harapannya".

Dalam setiap ruang itu telah banyak menceritakan kisah, entah itu suka, duka, ataupun bahkan mimpi, dan jeritan hati. Hati-hati yang dipisahkan dengan belahan hatinya, karena sebuah pilihan. Pilihan yang mengharuskan dan merelakan sebagian hati indah itu terbang menanti seiring deburan ombak yang dibawa kencang sang angin. Setiap ruang yang berisi tangisan dikala malam, tawa yang mengiringi hati kala rapuh, dan tatapan mata kosong penuh harap setibanya senja.

Inilah wajah penantian itu ... wajah suami dan anakku ketika melepas kepergianku, bersama sang waktu 4 malam 5 hari, demi satu kata "pengabdian". Wajah yang sama sejak 1 April 2009 hingga sekarang disetiap minggu siangnya saat mengantar keberangkatanku dari dermaga BKB. Wajah yang menyimpan sejuta harap ...! Berharap aku selamat, berharap aku bersabar, dan iapun belajar bersabar ... berharap aku kembali dengan suka cita di hari kamis pagi selanjutnya. Harapan yang tak dapat kubaca di wajah sikecil ... namun selalu setia melepas kepergianku dengan senyumannya.

Hanya satu kata yang terus terngiang ditelingaku "kapan umi itu tidak ke jalur lagi!", aku tidak bisa menjawabnya. Ku ihklaskan kepada sang waktu ... walau aku tak pernah berhenti berusaha, walau gagal, gagal, dan gagal lagi, aku terus, terus, dan terus berikhtiar. Dalam tautan do'a penuh harap ku yakin waktunya kan tiba "Allah akan memberikan yang terbaik untukku".

Ah ... coba lihat kembali wajah kecil dengan ekspresinya ketika kucium ia dan berpermanitan pergi. Tanpa senyum lagi tak mau menatap wajahku "oh anakku, maafkan ummi, telah ummi toreh sebuah luka dihatimu".

Begitupun suamiku ... tanpa kusadari tatapan nanarmu melepas speed boat yang membawaku membuatku sadar ... betapa kau mengkhawatirkanku. Seperti ucapanmu "andai kita boleh bertukar posisi, biarlah aku yang menjalani perjalananmu". Terima kasih abi ... lirihku.



Menjelang magrib aku biasanya tiba di Muara Sugihan, pernah satu waktu sms tak hadir di handphone suamiku, cemas hatinya ... tak henti ia menelponku, namun tak ada jawaban dariku. Itulah kendala signal yang sering terjadi ... namun ternyata kecemasannya itu beralasan tepat, karena speed boat yang kutumpangi mengalami patah kipas, dan aku bersama yang lainnya terdampar disudut perairan kecamatan Muara Padang. Sehingga harus menunggu bala bantuan dari rekanan speed boat. Jadwal Isya' telah lama berlalu barulah aku akhirnya tiba juga dengan selamat di Muara Sugihan.

Cerita seperti ini sudah biasa buatku, pernah pula ketika melewati selat Bangka karena ada penumpang yang pulang kearah itu, ternyata ombak di selat Bangka mencapai 1,5 m sampai   2 m, sampai-sampai salah seorang ibu tak hentinya berucap "Allahu Akbar ..., ya Allah ..." sangking paniknya sang ibu. Jantungkupun berdegup dengan kencang ... sampai-samapai sang supirpun berujar "ibu tolong jangan panik, nanti saya jadi gugup nih". Oala ...

Nah itu dia sepeda setiaku, yang menemani hari-hariku disana, maklum aku kan tidak bisa bermotor, kalaupun berani hanya diseputaran komplek perumahanku di Palembang. Buatku ini harus dibiasakan ... menggoes sepeda itu atau berjalan kaki sejauh 2,5 km bahkan 3 km hanya demi membeli sebungkus mie, atau kebutuhan lainnya, serta memesan speed boat untuk pulang ke Palembang di rabu sore. Itulah jadwal tetapku.
Pondokan itu tempatku serta teman-teman lainnya berkumpul disenja hari ... mulai dari menceritakan tingkah siswa, sampai berbagi cerita perjalanan di speed boat ketika kita tidak berangkat bareng.

Hmm ... dari 14 guru tetap (PNS) termasuk Kepala Sekolah yang memiliki kehidupan sama sepertiku, 4 malam 5 hari, berangkat minggu siang dan kembali lagi kamis pagi keesokannya ada 3 guru. Mungkin dengan merekalah aku lebih merasa nyaman berbagi cerita ... karena memiliki kesamaan "rasa". Sisanya memilih tinggal dan membangun peradaban di sana. Jujur aku salut dengan pilihan teman-temanku yang hijrah beserta anak dan suaminya, bahkan sampai mengajak orang tua mereka tinggal di mess-mess sekolah yang sudah benar-benar rapuh. Kemudian berbagi ruang karena harus bersama-sama dalam satu atap ... Apapun pilihan itu memiliki konsekuensinya masing-masing, begitupun dengan pilihanku.

1 April 2009 ... sekarang telah hampir 3 tahun aku menjalani ini, tak layak jika aku tak bersyukur kepada-Nya, atas segala kenikmatan yang diberikan-Nya kepadaku dan keluargaku. Hanya aku tidak mampu membohongi hatiku ... aku ingin hijrah, kembali bersama belahan hatiku yang tertinggal itu. Dalam tautan do'a dibalut rasa sabar ... dan penuh kegigihan aku terus berjuang meraih mimpi sederhanaku, dapat berkumpul seperti keluarga lainnya. Ada rasa dingin kala melihat sosok keluarga teman-temanku disore hari dipondokan itu berkumpul, ah ... andaikan akupun mampu bermanja!!!

Inilah sepenggal ceritaku di Muara Sugihan entah sampai kapan aku menjalaninya ... semoga ada hati yang terketuk, bukan berharap kepada manusia. Namun dengan kelembutan tangan-Nya dapat menggetarkan hati para pemimpinku, untuk bisa berbagi rasa ... rasa yang tersimpan dihati ini tanpa mampu kusampaikan, bahwa akupun merindu!!!




Sedikit Cerita

Kejadian setahun lalu, tepatnya 10 Februari 2011, akun facebook, blog, twitter, dan emailku dihack seseorang, akupun hampir sepertinya menghilang. Walau sempat kutemukan kalau akun blogku masih dalam keadaan aman-aman saja, tapi aku tidak bisa mengolahnya kembali mengingat pasword yang digunakan telah berbeda.

Sedangkan ini ... adalah akun blog baru yang kubuat, semoga melalui akun baru ini kreativitas menulisku, yang bukan setaraf wartawan --hanya hoby-- bisa terus berlanjut, dan menjadi salah satu media yang bermanfaat kelaknya untukku, dan rekan-rekanku sekalian.

Saran, kritik, bahkan bantuan ide menulispun ku tunggu ... !!!
Ini memang akun pribadiku sebagai seorang yang selalu mencurahkan isi hatinya melalui tulisan (maklum rada kagok buat ngomong langsung), harapannya ... tidak sedikitpun mengurangi pemaknaan.

--Salam--

TENTANG AKU

AKU lahir di Palembang,
1 Februari 1980

Lulus dari SDN 170 Palembang (1992), SMPN 10 Palembang (1995), MAN 2 Palembang (1998), Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Sriwijaya (2003), dan Program Studi/Jurusan Teknologi Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Sriwijaya (2010).

Sebagai mahasiswa S-1, aku pernah aktif di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unsri, Himpunan Mahasiswa Pendidikan Fisika (HIMAPFIS), perintis pencinta alam FKIP, WARIS (Wahana Rimba Sriwijaya), dan pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palembang, dan sempat menduduki bidang internal KOHATI badan koordinasi HMI Sumatera Bagian Selatan.

Di dunia pendidikan, saat ini aku menjadi guru di SMAN 1 Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin, tepatnya di Jalur 14 Desa Cendana sejak April 2009. Sebelumnya di SMAN 15 Palembang sejak Oktober 2002 s.d Juni 2008, SMA Plus Negeri 17 Palembang sejak Juni 2008 s.d Juni 2009, dan di bimbingan belajar PRIMAGAMA sejak 2005 s.d sekarang, serta pengajar kelas Fisika di SMA LTI IGM Palembang sejak Juni 2006 s.d Juni 2007. Ikhlaskan niat, sempurnakan ikhtiar, dan yakin usaha sampai merupakan satu kalimat yang selalu memotivasiku.

Aku istri dari Bayumi, S.Pd.I dan ummi dari seorang anak (Karima Ramadhani)

Mengajar adalah kebahagian yang tidak mampu kuucapkan ataupun kulukiskan, aku hanya bisa merasakan bahwa bersama siswalah aku mempunyai kebahagian lain dari setiap kebahagian yang diberikan-Nya.